3 Moda Penerapan IC 555

IC 555 banyak digunakan dalam aplikasi elektronika, dengan harga yang tidak terlalu mahal dan tidak perlu diprogram. Secara umum IC 555 bisa dipasang dalam 3 moda :

  1. Moda Astable
  2. Moda Monostable
  3. Moda Bistable

Pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai Timer (Pewaktu) dengan operasi rangkaian monostable dan Pulse Generator (Pembangkit Pulsa) dengan operasi rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai Time Delay Generator dan Sequential Timing. 

 

Konfigurasi Pin IC 555

Fungsi masing-masing kaki (pin) IC 555

PINKEGUNAAN
1Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
2Trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor pada 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
3Output, pin keluaran dari IC 555.
4Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang) transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset.
5Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative (komparator A). pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground
6Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 Vcc
7Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
8Vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.

 

Skema Internal

Skema Internal IC 555

Pada diagram blok di atas, internal IC 555 yang kecil ini terdiri dari: 2 buah Komparator (pembanding tegangan), 3 buah Resistor sebagai pembagi tegangan, 2 buah Transistor (dalam praktek dan analisis kerjanya, transistor yang terhubung pada pin 4 biasanya langsung dihubungkan ke Vcc), 1 buah Flip-flop S-R yang akan mengatur output pada keadaan logika tertentu, dan 1 buah inverter.

Dengan melihat Gambar 2 dan Tabel diatas, secara umum cara kerja internal IC ini dapat dijelaskan bahwa, ketika pin 4 sebagai reset diberi tegangan 0V atau logika low (0), maka ouput pada pin 3 pasti akan berlogika low juga. Hanya ketika pin 4 (reset) yang diberi sinyal atau logika high (1), maka output NE555 ini akan berubah sesuai dengan tegangan threshold (pin 6) dan tegangan trigger (pin 2) yang diberikan.

Ketika tegangan threshold pada pin 6 melebihi 2/3 dari supply voltage (Vcc) dan logika output pada pin 3 berlogika high (1), maka transistor internal (Tr) akan turn-on sehingga akan menurunkan tegangan threshold menjadi kurang dari 1/3 dari supply voltage. Selama interval waktu ini, output pada pin 3 akan berlogika low (0).

Setelah itu, ketika sinyal input atau trigger pada pin 2 yang berlogika low (0) mulai berubah dan mencapai 1/3 dari Vcc, maka transistor internal (Tr) akan turn-off. Switching transistor yang turn-off ini akan menaikkan tegangan threshod sehingga output IC NE555 ini yang semula berlogika low (0) akan kembali berlogika high (1).

Sebetulnya cara kerja dasar IC NE555 merupakan full kombinasi dan tidak terlepas dari semua komponen internalnya yang terdiri dari 3 buah resistor, 2 buah komparator, 2 buah transistor, 1 buah flip-flop dan 1 buah inverter, yang kesemuanya itu akan di bahas pada kesempatan lain. Sekaligus dengan rangkaian/komponen external yang mendukungnya.

Untuk menebak IC 555 dirangkai dengan moda Astable, Monostable atau Bistable dengan melihat banyak tombol push button yang ada pada rangkaian IC 555 tersebut. Jika tidak memiliki tombol push button maka bisa dipastikan IC 555 tersebut dirangkai dengan moda Astable. Jika memiliki 1 tombol push button maka bisa dipastikan IC 555 tersebut dirangkai dengan moda Monostable. Jika memilki 2 tombol push button maka bisa dipastika IC 555 tersebut dirangkai dengan moda Bistable.

1. Moda Astable

Rangkaian Penerapan IC 555 Moda Astable

Penerapan IC 555 sebagai moda Astable bisa dikatakan sebagai Pembangkit Clock atau sinyal Pulsa. Pada rangkaian di atas sinyal keluarannya berbentuk pulsa dengan besar frekuensi tergantung besar komponen resistor dan kapasitor. Jika ingin memperbesar besar frekuensi pulsa maka ukuran R2 dan dan C1 diubah menjadi lebih kecil, jika ingin memperperkecil besar frekuansi pulsa ma a ukuran R2 dan C1 diubah menjadi lebih besar.

 

2. Moda Monostable

Rangkaian Penerapan IC 555 Moda Bistable

Penerapan IC 555 sebagai moda Monostable bisa dikatakan sebagai Timer (Pewaktu). Pada rangkaian di atas dapat terlihat jika tombol Push Button ditekan maka Lampu akan menyala selama waktu yang ditentukan atau sesuai dengan besar komponen resistor R1 dan C1. Semakin besar ukuran R1 atau C1 maka durasi lampu menyala akan lebih lama dan kemuadian lampu akan OFF setelah waktu yang ditentukan tercapai.

 
 

Moda Bi-Stable

Rangkaian Penerapan IC 555 Moda Bistable

Penerapan IC 555 sebagai moda Bistable bisa dikatakan sebagai saklar On/OFF. Pada rangkaian di atas dapat dilihat jika tombol S1 ditekan makan Lampu akan menyala terus, kemudian jika tombol S2 ditekan makan lampu akan OFF terus.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *