Bagian-bagian sistem pneumatik sudah disampaikan dalam tulisan sebelumnya, jadi dalam tulisan ini tidak akan membahas fungsi bagian pneumatik tersebut, tetapi akan mencoba menjelaskan salah satu contoh rangkaian dalam sistem pneumatik.
Banyak sekali variasi rangkaian sistem pneumatik yang bisa dibuat salah satunya seperti pada gambar rangkaian sistem pneumatik berikut.
Pada rangkaian diatas terdiri dari komponen-komponen pneumatik, yaitu:
- Directional Valve 3/2 penggerak manual (1.2 dan 1.4) sebanyak 2 buah.
- Shuttle Valve (1.6) sebanyak 1 buah.
- DirectionalValve 5/2 penggerak udara (1.1) sebanyak 1 buah.
- Double-Acting Piston sebanyak 1 buah.
Dari rangkaian di atas terlihat anggap saja fluida angin yang sudah dimampatkan mengalir dari sumber.
Jika directional valve 3/2 (1.2) ditekan maka akan berubah ke posisi kiri kemudian angin akan mengalir juga ke Shuttle Valve (1.6). Karena dorongan dari sisi kiri Shuttle Valve (1.6) membuat bola di dalamnya terdorong sehingga menutup lubang bagian kanannya. Kemudian angin mengalir juga ke directional valve 5/2 penggerak udara (1.1) dan berubah ke posisi kiri, sehingga angin mengalir ke sisi kiri Double-Acting Piston atau piston bergerak keluar/maju.
Apabila jika directional valve 3/2 (1.4) ditekan maka akan berubah ke posisi kiri kemudian angin akan mengalir juga ke Shuttle Valve (1.6). Karena dorongan dari sisi kanan Shuttle Valve (1.6) membuat bola di dalamnya terdorong sehingga menutup lubang bagian kirinya. Kemudian angin mengalir juga ke directional valve 5/2 penggerak udara (1.1) dan berubah ke posisi kanan, sehingga angin mengalir ke sisi kiri Double-Acting Piston atau piston bergerak masuk/mundur.
Perlu diketahui, apabila kedua directional valve 3/2 (1.2 dan 1.4) ditekan, maka yang berpengaruh terhadap piston yaitu directonal valve 3/2 yang pertama kali ditekan.
Selamat mencoba…