Trunking pada Sistem Komunikasi

Trunking adalah sebuah konsep dimana sistem komunikasi dapat menyediakan akses jaringan untuk banyak client dengan berbagi satu set garis atau frekuensi, tidak memberikan secara individu.

Konsep Trunking
Jika suatu port pada switch di set ke switchport mode access, maka port tersebut hanya akan bisa dilewati oleh 1 VLAN, yaitu VLAN yang di assign ke port tersebut karena tidak mungkin satu port dengan mode access di assign ke lebih dari 1 VLAN.

Jika jumlah port pada switch sudah tidak mencukupi untuk jumlah PC, maka mau tidak mau anda harus menambah switch baru untuk tambahan port. Lalu bagaimana jika switch-switch yang akan anda hubungkan itu masing-masing berisi lebih dari 1 VLAN? sementara dengan port mode access hanya bisa membawa 1 VLAN? Nah, disini lah anda membutuhkan Trunk.

Dalam VLAN trunking ada beberapa poin yang harus diperhatikan :
– Port mode
– Trunk Encapsulation
– Native VLAN

 

Pada dasarnya VLAN tidak dapat berkomunikasi dengan VLAN yang berbeda nomor/id. Tapi VLAN bisa berkomunikasi dengan VLAN yang bernomor/id sama walau berbeda switch. Komunikasi ini biasa disebut trunk.

Trunk digunakan untuk menghubungkan VLAN yang sama tapi berbeda switch. Trunk menghubungkan VLAN dengan menggunakan metode fram tagging. Frame tagging digunakan oleh switch untuk mengenali suatu frame milik vlan berapa.

Frame tagging dalam VLAN Trunks terdapat 2 yang utama, yaitu :
• Inter Switch Link (ISL)
• IEEE 802.1q

Pada kesempatan ini saya ingin memberikan contoh bagaimana mengkonfigurasikan sebuah Trunking dalan cisco switch. Disini saya tidak menggunakan switch asli cisco, tetapi menggunakan software Packet Tracer.

Pada konfigurasi ini, saya menggunakan topologi seperti berikut :
Terdapat 2 buah switch yang saling terhubung. Masing-masing switch memiliki PC dengan VLAN 10, dan VLAN 20. Pada tulisan saya ini saya akan mencoba menghubungkan VLAN 10, 20 yang berada di SW1 dengan VLAN 10, 20 yang berada di SW2.

Konfigurasi di Switch 1

 
Konfigurasi VLAN
Terdapat 2 buah VLAN dalam topologi diatas, VLAN 10 dan VLAN 20. Berikut konfigurasinya :
Setelah melakukan konfigurasi, cek konfig tsb dengan perintah sh vlan :
 
 
Terlihat pada gambar diatas terdapat 2 buah VLAN yang baru, yaitu 10 dengan nama database dan 20 dengan nama net-core. Setelah membuat VLAN, sekarang konfigurasi port-port mana saja yang akan dimasukan kedalam vlan tsb. berikut konfigurasinya :
Verifikasi konfig diatas dengan perintah  sh vlan :
 
 

Konfigurasi Trunking

Setelah membuat VLAn di switch 1, sekarang buat tunk link untuk membuat jalur sehingga bisa menghubungkan vlan yang berbeda switch. Berikut konfigurasinya :
Kemudian cek konfigurasi trunk tsb dengan perintah sh interfaces trunk :

 

Konfigurasi di Switch 2

 
Konfigurasi VLAN
 
Seperti halnya switch 1, di switch 2 ini juga mempunyai 2 buah VLAN yaitu 10 dan 20. Berikut konfigurasinya :
Untuk melihat konfig VLAN tsb, bisa diverifikasi dengan perintah sh vlan :
Setelah membuat VLAN 10 dan 20, sekarang konfigurasi port-port mana saja yang akan dimasukan ke masing-masing vlan yang ada. Berikut konfigurasinya :
Untuk melihat hasil konfig diatas bisa menggunakan perintah sh vlan :
 
Konfigurasi Trunking
Setelah mengkonfigurasi trunking di switch 1, sekarang untuk mengkonfigurasi trunking di switch, cara sama seperti konfig trunking di switch 1, yaitu :
Kemudian cek konfigurasi trunk tsb dengan perintah sh interfaces trunk :
Test Konfigurasi Trunk
 
Seperti yang terlihat pada topologi diatas, 192.168.1.1 di switch 1 dengan 192.168.1.3 di switch 2 memiliki nomor VLAN yang sama. Untuk mengecek apakah kedua PC tsb sudah terhubung, coba lakukan ping satu sama lain :
Kemudian coba lakukan test ping pada PC di vlan 20, yaitu PC dengan ip 192.168.1.6 di switch 1 dengan PC 192.168.1.4 di switch 2
Apabila terdapat reply dari masing masing PC, maka konfigurasi telah berhasil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *