Dalam rangkaian elektropneumatik memiliki 2 saluran yang terpisah, yaitu saluran untuk sistem kelistrikan dan saluran udara bertekanan untuk sistem pneumatik. Kedua saluran tersebut tidak bisa digabungkan tetapi sangat berkaitan. Saluran sistem kelistrikan digunakan biasanya untuk bagian pengendali, sedangkan saluran udara bertekanan untuk menggerakkan silinder.
Banyak sekali komponen listrik pada rangkaian elektropneumatik, tetapi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Aktuator
Aktuator merupakan bagian penggerak dari sistem pneumatik. Komponen ini biasanya bergerak berputar atau bergerak linier (lurus), yang termasuk kelompok ini yaitu solenoid dan motor DC. Solenoid merubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanik linier (lurus), sedangkan Motor DC merubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanik putar.


2. Catu Daya
Yang termasuk kelompok ini diantaranya, yaitu : Power Supply dan Function Generator. Power supply memberikan tegangan arus searah sebesar 24 Volt. Function generator digunakan untuk membangkitkan sinyal arus bolak balik dengan frekuensi yang telah ditentukan.


3. Alat Ukur dan Sensor
Yang termasuk kelompok ini diantaranya, yaitu : lamp indicator, Voltmeter, Amperemeter, Buzzer, Analog Pressure Sensor, pneumatic to electric converter, analog Flow meter, Displacement encoder.
Lampu indikator digunakan sebagai penanda berbentuk cahaya, Buzzer digunakan sebagai penanda berbentuk bunyi, Volmeter dan Ampermeter untuk mengukur besar tegangan listrik dan kuat arus listrik, analog pressure sensor digunakan untuk pembatas besar tekanan dengan tampilan analog, pneumatic to electric converter digunakan untuk mengubah sinyal pneumatik ke sinyal listrik, Analog Flow meter digunakan untuk mengukur kecepatan aliran fluida dengan tampilan analog, Displacement encoder digunakan sebagai sensor posisi pergerakan silinder.



4. Relay
Yang termasuk kelompok ini diantaranya, yaitu : Relay, Time delay relay, Relay Counter, Valve Solenoid, Propotional valve solenoid, Starting current limiter.
Relay digunakan untuk memutus/menyambungkan rangkaian dengan kendali solenoid, TDR digunakan untuk memutuskan/menyambungkan rangkaian selama waktu yang ditentukan. Relay counter digunakan untuk memutuskan/menghubungkan rangkaian sebanyak hitungan yang ditentukan, Vakve Solenoid digunakan untuk menghubungkan/memutusan fluida dengan kendali solenoid, Starting current limiter digunakan untuk memberikan kuat arus dengan waktu tertentu.


5. Saklar
Yang termasuk kelompok ini diantaranya, yaitu : Push button (NO/NC), SPST Switch (NO/NC), SPDT Switch, Proximity switch (Capasitive, Inductive, Magnetic, Optic).
Push button digunakan untuk memutus/menghubung rangkaian dengan cara ditekan dan kembali ke posisi semula jika tidak ditekan, SPST Switch digunakan untuk memutus/menghubung rangkaian dengan sekali tekan, Proximity switch digunakan untuk memutus/menyambung dengan sinyal berbentuk kapasitif, Induktif, Magnetik atau Optik.


6. Pengendali
Yang termasuk kelompok ini diantaranya, yaitu : Comparator, PID Controller, Status Controller, PLC, dan sejenisnya.
Comparator digunakan untuk membandingkan dua buah tegangan, PID Controller digunakan untuk sinyal masukan membuat akselerasi sesuai keinginan, Status controler digunakan untuk mengatur posisi, kecepatan, akselerasi pergerakan piston.


Penerapan rangkaian elektropneumatik dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

Rangkaian elektropneumatik di atas menggunakan 2 buah Katup 5/2 Solenoid, 4 buah Limit Switch atau sensor, 4 buah kontaktor. Rangkaian listrik untuk pengendali sistem pneumatik di atas bisa digantikan dengan alat PLC (Progammable Logic Controller) sehingga tidak perlu menyediakan kontaktor atau relay.
Untuk lebih jelasnya lihat komponen listrik di atas pada jejak sebelumnya.
Salah satu contoh aplikasi dari elektropneumatik bisa dilihat dalam video di bawah ini.